Aceh Tenggara-Liputan24jam.com
Ketua Lembaga Pengembangan Potensi Intelektual Muda (LP2IM) Aceh Tenggara, M. Sopian Desky, SH, menyatakan dukungannya terhadap pembangunan Jembatan Mbarung yang saat ini tengah dikerjakan pemerintah daerah. Ia menegaskan, proyek tersebut harus dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis agar hasilnya kokoh dan berdaya tahan lama.
Pembangunan Jembatan Mbarung bersumber dari dana APBK-DOKA dengan nilai kontrak Rp7.893.633.000. Proyek ini dikerjakan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Aceh Tenggara, dengan perencana CV. Cicuba Consultant serta pelaksana CV. Karya Abadi.
“Jembatan Mbarung adalah akses vital yang menghubungkan beberapa kecamatan. Maka, kualitas pembangunannya harus benar-benar diperhatikan, baik dari segi perencanaan, pengawasan, maupun pelaksanaan di lapangan,” ujar Sopian, Minggu (28/9).
menjelaskan, dalam pelaksanaan proyek terdapat beberapa pihak yang memiliki peran penting. Konsultan perencana bertugas merancang dan menyusun dokumen teknis sejak awal, sementara konsultan pengawas memastikan pekerjaan berjalan sesuai rencana. Adapun kontraktor menjadi pelaksana konstruksi di lapangan, sedangkan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) bertanggung jawab atas seluruh proses pengadaan, pengambilan keputusan anggaran, dan mengawasi konsultan pengawas maupun perencana agar tetap sesuai tanggung jawab dalam rancangan pembangunan jembatan.
Lebih lanjut, Sopian menekankan bahwa spesifikasi pembangunan jembatan mencakup berbagai aspek teknis, mulai dari desain struktur yang mengutamakan kekakuan, stabilitas, dan durabilitas, hingga pengerjaan pondasi, bangunan bawah, dan bangunan atas. Seluruh tahap, kata dia, harus mengacu pada standar resmi yang ditetapkan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR.
“Harapan kita, proyek ini tidak sekadar selesai dikerjakan, tetapi juga memiliki umur teknis yang panjang, aman, dan nyaman digunakan masyarakat. Jangan sampai asal jadi,” tegasnya.
MS
