Aceh Tenggara-Liputan24jam.com
Aksi pembakaran jalan alternatif khusus roda dua di Desa Mbarung oleh Orang Tak Dikenal (OTK) pada dini hari sekitar pukul 01.00 WIB membuat warga geram. Jalan tersebut dibangun oleh pemerintah daerah sebagai jalur sementara selama proses pembangunan Jembatan Mbarung, yang dimulai pada 8 Agustus 2025 dan dijadwalkan selesai 31 Desember 2025 dengan nilai anggaran Rp7,8 miliar.
Jalan alternatif ini sangat vital bagi masyarakat di seberang jembatan untuk beraktivitas, seperti mengantar anak sekolah, pergi ke kebun, serta membawa hasil panen ke pasar. Namun, pembakaran yang dilakukan OTK menyebabkan akses warga terganggu dan menghambat roda perekonomian.

Salah seorang warga Desa Mbarung menuturkan bahwa jalan alternatif tersebut sempat dimanfaatkan oleh sejumlah oknum yang mengaku sebagai pemilik tanah. Mereka diduga memungut biaya sebesar Rp5.000 bagi setiap pengguna jalan dan bahkan meminta setoran harian antara Rp50.000 hingga Rp150.000 kepada pemuda yang berjaga di lokasi. Padahal, menurut warga, tanah tersebut sudah dikontrak oleh pemerintah daerah hingga pembangunan jembatan selesai.
Saat awak media meninjau lokasi, tampak pemuda Desa Mbarung bergotong royong memperbaiki jembatan darurat yang terbakar, dengan pengawalan langsung dari Babinsa Khalidin dan Bhabinkamtibmas Umar. Aksi gotong royong itu dilakukan demi memastikan warga tetap memiliki akses lintas sementara.
Masyarakat berharap Bupati Aceh Tenggara H.M. Salim Fakhri dan Kapolres Aceh Tenggara AKBP Yulhendri segera turun tangan. Mereka meminta agar personel kepolisian ditempatkan di lokasi untuk mencegah kejadian serupa serta menghentikan praktik pungli yang merugikan masyarakat pengguna jalan alternatif tersebut.
MS
