Zulfadhli Anwar
LIPUTAN24JAM, Serang| Menyikapi tantangan dakwah di era digital dan strateginya, Dr. Desri Arwen, Wakil Ketua PWM Banten sekaligus Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), bertindak sebagai pembicara kunci, memaparkan analisis mendalam tentang peluang dan tantangan gerakan Muhammadiyah di era digital, melalui
Rapat Kerja IV dan Musyawarah dengan tema “Peluang dan Tantangan Gerakan Muhammadiyah”. Acara yang berlangsung di Gedung Dakwah PWM Banten, Ahad (
26/10/2025) ini dihadiri oleh seluruh pimpinan dan kader, untuk menyelaraskan strategi dakwah dan pengembangan organisasi di tengah arus globalisasi dan digitalisasi.
Dalam momentum konsolidasi dan rapat kerja internal PWM ini sejumlah amanat pemimpin PWM disampaikan dalam raker ini, satu diantara amanatnya yaitu sinergi dan penguatan kader.
Berikut adalah inti dari pemaparan pemikiran Dr Desri Arwen yang tercatat dalam publikasi akademik dan perannya sebagai Rektor UMT. Di era Tantangan Dunia Maya, Dr. Desri Arwen menyoroti kompleksitas dakwah di ruang digital, diantaranya banjirnya informasi yang tidak terverifikasi yang dapat menyesatkan pemahaman agama dan memecah belah umat. Selain itu, tren dakwah yang kadang dikemas dengan hiburan berlebihan juga perlu diwaspadai agar tidak mengurangi esensi pesan dakwah itu sendiri.
Poin inti selanjutnya, Peluang dan Pemanfaatan Teknologi; di balik tantangan, hadir peluang besar. Dr. Desri menekankan bahwa media digital harus dimanfaatkan sebagai wasilah (sarana) pergerakan yang efektif.
“Setiap kita bisa menjadi dai dengan memanfaatkan smartphone (telefon pintar, red), dengan mengunggah kutipan pengajian, membagikan pesan kebaikan di media sosial, atau membuat konten islami yang kreatif di platform seperti TikTok dan YouTube, adalah bentuk dakwah yang sesuai dengan zaman,” ujarnya seraya menyitir semangat yang sama dari para praktisi dakwah digital.
Kemudian, poin inti yang tak kalah penting lainnya, Etika dan Sumber yang Sahih; Dr. Desri Arwen sebagai perantau sukses asal Minangkabau, tepatnya di kenagarian Manggopoh, Maninjau ini juga mengingatkan pentingnya menjaga akhlak dan etika dalam berinteraksi di dunia maya, serta melakukan tabayyun (klarifikasi) sebelum menyebarkan suatu konten.
“Konten dakwah kita haruslah yang menyejukkan dan berdasarkan pada sumber ilmu agama yang benar,” imbuhnya.
Sebagai kader Muhammadiyah, Dr. Desri Arwen yang sangat konsen di dunia pendidikan perguruan tinggi di Provinsi Banten ini, juga berpesan bahwa, “peran generasi muda dan akademisi. Sebagai Rektor UMT, saya menekankan peran strategis generasi muda dan perguruan tinggi”.
“Mahasiswa harus dibekali dengan ilmu agama dan metode dakwah yang tepat, serta didorong untuk menciptakan konten dakwah yang kreatif dan berbasis ilmu. Inilah bentuk pengabdian nyata kampus Muhammadiyah kepada masyarakat,” tegasnya.
Hal tersebut sejalan dengan komitmen UMT yang terlibat dalam berbagai pelatihan digital untuk masyarakat, seperti workshop digital marketing bagi UMKM .
Dr. Desri juga berpesan, agar sikap dan prilaku sebagai Kader Muhammadiyah harus *Membumi dan Tidak Melangit*. Rapat Kerja IV PWM ini diharapkan menjadi momentum percepatan gerakan Muhammadiyah Banten. Sebagaimana pesan yang disampaikan dalam berbagai kesempatan, dakwah harus membumi dan tidak melangit, sampai ke akar rumput dan menjawab masalah nyata di masyarakat.
“Dengan semangat ini, PWM Banten bertekad menjadikan tantangan digital sebagai peluang untuk semakin memajukan Banten dan mencerahkan Indonesia.” pungkas Dr. Desri Arwen, Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang di hadapan ratusan hadirin kader Muhammadiyah, peserta Raker IV PWM.
Pada kesempatan itu,
Ketua PWM Banten periode 2022-2027, Dr. H. M. Syamsuddin, M.Pd., dalam sambutan pembukanya menegaskan pentingnya menyambut tantangan zaman dengan sinergi yang kuat. “Mari kita lanjutkan perjuangan dakwah Islam dan kaderisasi Muhammadiyah di Provinsi Banten. Sinergi antar majelis, lembaga, dan amal usaha, serta pelibatan kader generasi muda, adalah kunci keberlangsungan dakwah,” ucapnya, mengingatkan pesan dari Ketua PP Muhammadiyah bahwa dakwah harus menyesuaikan dengan tantangan zaman.***
