Aceh Tenggara-Liputan24jam.com
Nova Yanti S.Keb, seorang bidan yang telah mengabdikan hidupnya untuk masyarakat pedalaman sejak tahun 2015 hingga 2025, menyampaikan jeritan hati dan harapannya kepada pemerintah daerah. Selama kurang lebih 10 tahun, ia melayani masyarakat di wilayah Lauser dengan kondisi medan yang sangat berat.
Menurut Nova, akses jalan menuju desa pedalaman yang rusak parah menjadi hambatan terbesar dalam memberikan pelayanan kesehatan. Ketika hujan turun, jalan berlumpur membuat masyarakat kesulitan keluar untuk membeli kebutuhan makan, apalagi membawa hasil bumi.
“Mau imunisasi atau posyandu saja sangat susah. Kasihan anak-anak balita dan ibu hamil, banyak yang tidak mendapatkan layanan tepat waktu,” ungkapnya.
Sebagai bidan, Nova tetap berusaha menjalankan tugas meski tubuhnya semakin tua dan sering kelelahan melintasi jalan rusak setiap bulan. Namun kondisi tersebut membuatnya semakin khawatir, baik untuk keselamatannya maupun untuk masyarakat yang sangat membutuhkan layanan kesehatan dasar.
Ia mengaku, beberapa kali harus meninggalkan anak balitanya di rumah demi mengantar pasien ke RS Aceh Tenggara. Meski sudah mengabdi puluhan tahun di pelosok, Nova hanya menerima upah sekitar Rp130 ribu per bulan.
Nova berharap pemerintah memberikan prioritas kepada bidan-bidan yang telah lama mengabdi di daerah terpencil. Ia juga menegaskan bahwa sekalipun takdir tidak menjadikannya ASN, setidaknya perbaikan jalan menjadi perhatian utama.
“Kalau jalan bagus, kami tidak kewalahan lagi melayani masyarakat. Kondisi badan saya sudah tidak sekuat dulu, sementara jalan semakin rusak. Saya berharap pemerintah Aceh Tenggara benar-benar memperhatikan kami dan masyarakat pedalaman,” harapnya penuh ketulusan.
Pengorbanan Nova, yang bertahun-tahun melayani masyarakat di tengah keterbatasan fasilitas dan medan ekstrem, menjadi cerminan dedikasi para tenaga kesehatan di pelosok Aceh Tenggara.
MS
